Perencanaan ruang hijau dalam perkotaan menjadi sebuah kebutuhan mendesak seiring dengan meningkatnya populasi serta kontaminasi perkotaan. Berdasarkan data dari World Bank, lebih dari 55% populasi dunia tinggal di daerah perkotaan pada tahun 2021, sebuah angka yang diprediksi akan meningkat hingga 68% pada tahun 2050. Peningkatan populasi perkotaan yang pesat ini menuntut adanya strategi pengembangan yang berkelanjutan, termasuk di antaranya adalah perencanaan ruang hijau.

Baca Juga : Pemanfaatan Ruang Secara Optimal

Manfaat Ruang Hijau di Perkotaan

Perencanaan ruang hijau dalam perkotaan tidak hanya menghadirkan estetika, tetapi juga memberikan manfaat ekologis dan kesehatan yang signifikan. Studi yang dilakukan oleh University of Exeter menunjukkan bahwa penduduk yang tinggal dekat ruang hijau memiliki kesehatan mental yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak. Ruang hijau juga berfungsi sebagai paru-paru kota, menyerap karbon dioksida, dan menyediakan oksigen. Data dari Environmental Protection Agency (EPA) memperlihatkan bahwa pohon dan tanaman di ruang hijau kota bisa menyaring polusi, dimana 1 hektar pepohonan hijau dapat menyerap rata-rata 8.000 kg karbon per tahun. Tidak hanya itu, ruang hijau kota juga menurunkan suhu lingkungan melalui efek pendinginan evapotranspirasi, yang penting dalam menghadapi urban heat island effect.

Contoh nyata dari manfaat ini dapat dilihat dari Central Park di New York City. Dengan luas lebih dari 3,4 km², taman ini tidak hanya menjadi tempat rekreasi, tetapi juga memiliki fungsi ekologi yang penting, mengurangi polusi suara dan udara, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal yang sama dapat diterapkan di kota-kota lain melalui perencanaan ruang hijau dalam perkotaan yang efektif dan terarah.

Tantangan dalam Merencanakan Ruang Hijau

Dalam praktiknya, perencanaan ruang hijau dalam perkotaan sering kali menghadapi berbagai tantangan. Pertama, ketersediaan lahan yang terbatas di kota-kota besar membuat pengembangan ruang hijau menjadi sulit. Kedua, biaya pengelolaan yang tidak sedikit sering kali menjadi hambatan untuk pemeliharaan ruang hijau yang berkelanjutan. Ketiga, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya ruang hijau menyebabkan dukungan publik yang lemah terhadap inisiatif ini. Keempat, birokrasi yang berbelit-belit bisa menunda pelaksanaan proyek hijau. Kelima, perubahan kebijakan yang kerap terjadi bisa menggagalkan perencanaan yang sudah ada.

Strategi Efektif dalam Perencanaan Ruang Hijau

Salah satu pendekatan untuk mengatasi tantangan ini adalah dengan menerapkan perencanaan ruang hijau dalam perkotaan secara integratif. Integrasi antara perencana kota, arsitek lanskap, dan komunitas lokal dapat menciptakan solusi yang berkelanjutan dan inovatif. Contohnya, Kota Copenhagen telah berhasil mengintegrasikan jalur sepeda dan taman kota dalam tata ruang mereka, yang tidak hanya menambah ruang hijau tetapi juga mempromosikan transportasi berkelanjutan. Ini menunjukkan bahwa keterpaduan yang tepat antara pemangku kepentingan bisa menciptakan hasil yang lebih baik dan berkelanjutan.

Dampak Sosial dan Ekonomi dari Ruang Hijau

Ruang hijau dalam perkotaan juga membawa dampak positif dari sisi sosial dan ekonomi. Studi di Brisbane, Australia, menemukan bahwa adanya ruang hijau meningkatkan harga properti di sekelilingnya hingga 15%. Selain itu, ruang hijau juga menciptakan kesempatan untuk olahraga dan rekreasi, meningkatkan kualitas hidup, dan mendorong interaksi sosial. Dengan meningkatkan akses dan kualitas ruang hijau, kota dapat menjadi tempat yang lebih menarik untuk tinggal dan bekerja, memperkuat daya tarik ekonominya.

1. Ruang hijau mendorong bisnis lokal dengan meningkatkan jumlah pengunjung.

2. Proyek hijau bisa menarik investasi dan meningkatkan pendapatan daerah.

Baca Juga : Tips Perawatan Keramik Minimalis

3. Ketersediaan ruang hijau menaikkan nilai properti di sekitar.

4. Ketahanan terhadap perubahan iklim dapat diperkuat dengan penambahan ruang hijau.

5. Ruang hijau membantu pengurangan biaya kesehatan masyarakat.

Implementasi dan Penerapan

Untuk memastikan perencanaan ruang hijau dalam perkotaan yang berhasil, dibutuhkan kerangka kerja yang solid dan dukungan kebijakan yang konsisten. Pemerintah perlu mengalokasikan dana dan sumber daya yang memadai untuk pemeliharaan dan pengembangan ruang hijau. Selain itu, kerjasama dengan sektor swasta bisa membuka peluang pendanaan alternatif, misalnya melalui kemitraan publik-swasta (Public-Private Partnership). Penting pula untuk melibatkan warga dalam proses perencanaan dan pengelolaan ruang hijau, seperti yang dilakukan di Seoul dengan inisiatif Dongdaemun Design Plaza, dimana masyarakat diundang untuk memberikan masukan dan ikut berpartisipasi dalam perkembangan proyek.

Konklusi

Dalam perencanaan ruang hijau dalam perkotaan, segala aspek dan manfaat yang ditawarkan ruang hijau perlu dipertimbangkan dan diintegrasikan dalam strategi Pengembangan kota. Langkah-langkah inovatif dan kolaboratif sangat diperlukan untuk menciptakan ruang hijau yang efisien dan berkelanjutan. Meskipun terdapat banyak tantangan, manfaat jangka panjang dari ruang hijau, baik untuk lingkungan, sosial, maupun ekonomi, menjadikannya salah satu komponen penting dalam strategi pembangunan perkotaan berkelanjutan. Oleh karena itu, perencanaan ruang hijau dalam perkotaan harus terus didorong dan dimasukkan dalam agenda pembangunan kota di seluruh dunia.